Koro pedang (Canavalia ensiformis) adalah tanaman yang semula berasal dari
Amerika Selatan dan Amerika Tengah, dan telah ditanam secara luas di Amerika
Serikat Selatan sejak zaman prasejarah.
Koro pedang dikenal juga dengan nama Jack
Bean atau Horse Bean. Di Indonesia dikenal dengan nama Kacang Mekah, Koro
Begog, Koro Bendo (Jawa Tengah), Koro Wedung (Madura) dan Kacang Kayu (Sumatra
Barat).
Salah satu daerah di Kabupaten Wonogiri
dimana petaninya banyak menanam koro pedang (Begog) adalah di Kecamatan
Batuwarno. Tanaman Begog biasanya ditanam pada Musim Tanan ke II (MT II) di
pematang sawah dan tegalan secara tumpang sari dengan tanaman lain seperti
jagung, kacang tanah atau singkong.
Banyak petani yang menanam Koro Pedang karena
mempunyai keunggulan antara lain adalah:
Ø Memiliki
adaptasi yang luas pada lahan suboptimal
(lahan kering masam)
Ø Mudah
dibudidayakan secara tunggal atau tumpangsari, cepatmenghasilkan
Ø Biomasa
untuk pupuk hijau atau pakan (pupuk hijau
tanaman koro tipe tegak sekitar 40 –50 ton/bahan organik segar)
Ø Mengandung
protein tinggi (biji putih 27,4 %), koro pedang biji merah(32 %),
Ø Potensi
hasil tinggi 1,0 - 4,5 bijikering/ha
mencapai12 t/ha
Ø Koro
pedang dapat dipanen mulai 4 bulan(4 kali) selama siklus hidupnya 15 bulan
Ciri-ciri Tanaman Koro Pedang :
Ø Koro
jenis tegak, tinggi sekitar 1 meter
Ø Daun
berseling, terdiri dari 3 helai, panjang tangkai daun 11-17cm; daun bulat
telur menjorong, ukuran 5-20 cm x 3-12 cm
Ø Bunga
berwarna lembayung muda hingga ungu atau kadang- kadang putih; bentuk polong
lonjong dengan ukuran 15-35 cm x 3-3,5 cm, berisi 20 biji
Ø Biji
berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih 21 x 15 x 10 mm, berwarna gading
atau putih, hitam coklat dengan panjang 6-9 mm.
Manfaat
Tanaman Koro Pedang
· Polong muda digunakan sebagai sayuran
· Biji yang tua/kering dapat dibuat tempe
sayur, tempe keripik, dan dapat dijadikan tepung koro sebagai bahan untuk
pembuatan snack kering.
· Kulit polong, batang dan daun untuk pakan ternak
· Tanaman penutup (cover crops)
· Pupuk hijau
Kandungan
Gizi
Koro Pedang (Begog) mengandung 27,4 %
protein; 389 % kalori; 2,9 % lemak; 66,1 % karbohidrat; 8,3 % fiber atau serat;
3,6 % abu; 15,1 % kalsium; 339 % pospor; 9,7 % Fe; 40 % natrium; 848 % kalium;
0,73 % thiamine; 0,15 % riboflavin; 3,50 % niacin; 2 % asam askorbat.
Syarat
Tumbuh
Ø Dapat
tumbuh pada ketinggian sampai 2.000 m di atas permukaan laut (dpl)
Ø Suhu
rata-rata 14-27°C (lahan tadah hujan) atau 12-32°C
(tropik dataran rendah)
Ø Curah
hujan tertinggi 4.200 mm/tahun dan terendah sampai 700 mm/tahun dapat membuat
tanaman ini tumbuh tegak dan produktif
Ø Sistem
perakaran koro pedang (begog) sangat dalam sehingga dapat menjangkau persediaan
kadar air tanah yang cukup pada kondisi permukaan tanah yang kering, atau pada
tanah yang kering
Ø Pada
tanah asam dengan pH asam sampai dengan netral (4, 4-6, 8) koro pedang dapat
tumbuh dengan baik
Budidaya
Koro Pedang
1.
Persiapan Lahan
Bersihkan rumput pada
pematang sawah yang akan ditanami koro pedang. Apabila ditanam di tegalan
setelah panen padi gogo rancah, kacang tanah dan kedelai dilakukan pembersihan
lahan dengan cangkul atau kero (Cangkul kecil)
2.
Persiapan benih
· Pilih polong tua, panen dan keringkan (tidak ada
bekas gigitan serangga)
·
Biji mengkilap dan bernas
·
Pilih varietas berumur genjah
3.
Penanaman
Buat lubang tanam
dengan cangkul kecil/kero. Satu lubang berisi 2 biji dengan jarak tanam 50-100
cm, kemudian ditimbun dengan tanah
4.
Perawatan dan pengamatan
· Fase tunas : 5 hari setelah tanam (biji
kering ditanam langsung), apabila sudah dikecambahkan semalam maka akan tumbuh
3 hari setelah tanam
· Fase vegetatif : mulai keluar 2 daun pertama
umur 7 hari setelah tanam, masih terdapat lembaga
· Usia 15 hari tanaman koro pedang/begog diberi
pupuk kandang atau pupuk organik cair
· Umur 1 bulan saat keluar cabang dilakukan
pemupukan dengan menggunakan pupuk yang mempunyai kandungan Nitrogen (N),
penambahan abu dapur serta dilakukan penyiangan apabila di sekitar tanaman
terdapat gulma
· Setelah itu tanaman disemprot lagi dengan
pupuk organik cair. Bila ada terlalu banyak tanaman koro pedang/begog yang
daunnya terlalu banyak menjalar maka harus dipotong supaya setelah umur 4 bulan
akan tumbuh batang baru dan akan disertai dengan bunga yang berwarna ungu
·
Fase generatif : bunga muncul pada umur 3
bulan. Dari bunga hingga keluar polong sekitar 1 minggu. Dari polong/kepek muda
hingga dipanen membutuhkan waktu 1 bulan. Pemotongan cabang dilakukan setelah
cabang panjang.
·
Hama yang sering ditemui adalah singkel dan
lembing. Selain itu serangan karat daun akibat kekurangan unsur hara dan
serangan ulat serta kutu harus diwaspadai. Pengendalian dilakukan dengan
pestisida organik/hayati
5.
Panen dan Pasca Panen
· Polong muda/kepek dapat dipanen untuk sayur
setelah polong berumur 1 bulan
· Polong kering/tua (diambil dari buah pertama)
setelah tanaman berumur 6-7 bulan. Dipanen untuk dikonsumsi dan juga untuk
benih.
· Polong tua berwarna putih kecoklatan sampai
mengkilat, tangkai polong mengering
· Jika untuk benih, polong dijemur hingga 1
minggu. Setelah itu disimpan dalam kantong kertas yang tebal
· Jika dalam bentuk biji, setelah dijemur
polong dikupas, biji disimpan dalam botol kaca yang dicapur dengan abu dapur
· Jika untuk dikonsumsi, setelah dijemur lalu
dikupas. Bijinya bisa diolah untuk bahan baku tempe dan tepung koro pedang.
Demikian sobat tani millenial. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. Salam sukses..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar