Minggu, 08 September 2019

BUDIDAYA KORO PEDANG


Koro pedang (Canavalia ensiformis) adalah tanaman yang semula berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah, dan telah ditanam secara luas di Amerika Serikat Selatan sejak zaman prasejarah.
Koro pedang dikenal juga dengan nama Jack Bean atau Horse Bean. Di Indonesia dikenal dengan nama Kacang Mekah, Koro Begog, Koro Bendo (Jawa Tengah), Koro Wedung (Madura) dan Kacang Kayu (Sumatra Barat).
Salah satu daerah di Kabupaten Wonogiri dimana petaninya banyak menanam koro pedang (Begog) adalah di Kecamatan Batuwarno. Tanaman Begog biasanya ditanam pada Musim Tanan ke II (MT II) di pematang sawah dan tegalan secara tumpang sari dengan tanaman lain seperti jagung, kacang tanah atau singkong.
Banyak petani yang menanam Koro Pedang karena mempunyai keunggulan antara lain adalah:
Ø       Memiliki adaptasi yang luas pada  lahan suboptimal (lahan kering masam)
Ø Mudah dibudidayakan secara tunggal atau tumpangsari, cepatmenghasilkan
Ø   Biomasa  untuk pupuk hijau atau pakan (pupuk hijau tanaman koro tipe tegak sekitar 40 –50 ton/bahan organik segar)
Ø   Mengandung protein tinggi (biji putih 27,4 %), koro pedang biji merah(32 %),
Ø       Potensi hasil  tinggi 1,0 - 4,5 bijikering/ha mencapai12 t/ha
Ø    Koro pedang dapat dipanen mulai 4 bulan(4 kali) selama siklus hidupnya 15 bulan
 Ciri-ciri Tanaman Koro Pedang :
Ø          Koro jenis tegak, tinggi sekitar 1 meter
Ø    Daun berseling, terdiri dari 3 helai, panjang tangkai daun 11-17cm; daun bulat telur menjorong, ukuran 5-20 cm x 3-12 cm
Ø     Bunga berwarna lembayung muda hingga ungu atau kadang- kadang putih; bentuk polong lonjong dengan ukuran 15-35 cm x 3-3,5 cm, berisi 20 biji
Ø   Biji berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih 21 x 15 x 10 mm, berwarna gading atau putih, hitam coklat dengan panjang 6-9 mm.

Manfaat Tanaman Koro Pedang
·             Polong muda digunakan sebagai sayuran
·             Biji yang tua/kering dapat dibuat tempe sayur, tempe keripik, dan dapat dijadikan tepung koro sebagai bahan untuk pembuatan snack kering.
·             Kulit polong, batang dan daun untuk pakan ternak
·            Tanaman penutup (cover crops)
·             Pupuk hijau

Kandungan Gizi
Koro Pedang (Begog) mengandung 27,4 % protein; 389 % kalori; 2,9 % lemak; 66,1 % karbohidrat; 8,3 % fiber atau serat; 3,6 % abu; 15,1 % kalsium; 339 % pospor; 9,7 % Fe; 40 % natrium; 848 % kalium; 0,73 % thiamine; 0,15 % riboflavin; 3,50 % niacin; 2 % asam askorbat.

Syarat Tumbuh
Ø   Dapat tumbuh pada ketinggian sampai 2.000 m di atas     permukaan laut (dpl)
Ø         Suhu rata-rata 14-27°C (lahan tadah hujan) atau 12-32°C (tropik  dataran rendah)
Ø      Curah hujan tertinggi 4.200 mm/tahun dan terendah sampai 700 mm/tahun dapat membuat tanaman ini tumbuh tegak dan produktif
Ø    Sistem perakaran koro pedang (begog) sangat dalam sehingga dapat menjangkau persediaan kadar air tanah yang cukup pada kondisi permukaan tanah yang kering, atau pada tanah yang kering
Ø       Pada tanah asam dengan pH asam sampai dengan netral (4, 4-6, 8) koro pedang dapat tumbuh dengan baik

Budidaya Koro Pedang
1.       Persiapan Lahan
Bersihkan rumput pada pematang sawah yang akan ditanami koro pedang. Apabila ditanam di tegalan setelah panen padi gogo rancah, kacang tanah dan kedelai dilakukan pembersihan lahan dengan cangkul atau kero (Cangkul kecil)

2.       Persiapan benih
·        Pilih polong tua, panen dan keringkan (tidak ada bekas            gigitan serangga)
·         Biji mengkilap dan bernas
·         Pilih varietas berumur genjah

3.       Penanaman
Buat lubang tanam dengan cangkul kecil/kero. Satu lubang berisi 2 biji dengan jarak tanam 50-100 cm, kemudian ditimbun dengan tanah

4.       Perawatan dan pengamatan
·  Fase tunas : 5 hari setelah tanam (biji kering ditanam  langsung), apabila sudah dikecambahkan semalam maka akan tumbuh 3 hari setelah tanam
·         Fase vegetatif : mulai keluar 2 daun pertama umur 7 hari         setelah tanam, masih terdapat lembaga
·  Usia 15 hari tanaman koro pedang/begog diberi pupuk   kandang atau pupuk organik cair
·  Umur 1 bulan saat keluar cabang dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk yang mempunyai kandungan Nitrogen (N), penambahan abu dapur serta dilakukan penyiangan apabila di sekitar tanaman terdapat gulma
·       Setelah itu tanaman disemprot lagi dengan pupuk organik        cair. Bila ada terlalu banyak tanaman koro pedang/begog yang daunnya terlalu banyak menjalar maka harus dipotong supaya setelah umur 4 bulan akan tumbuh batang baru dan akan disertai dengan bunga yang berwarna ungu
·         Fase generatif : bunga muncul pada umur 3 bulan. Dari bunga hingga keluar polong sekitar 1 minggu. Dari polong/kepek muda hingga dipanen membutuhkan waktu 1 bulan. Pemotongan cabang dilakukan setelah cabang panjang.
·         Hama yang sering ditemui adalah singkel dan lembing. Selain itu serangan karat daun akibat kekurangan unsur hara dan serangan ulat serta kutu harus diwaspadai. Pengendalian dilakukan dengan pestisida organik/hayati

5.       Panen dan Pasca Panen
·       Polong muda/kepek dapat dipanen untuk sayur setelah            polong berumur 1 bulan
·    Polong kering/tua (diambil dari buah pertama) setelah          tanaman berumur 6-7 bulan. Dipanen untuk dikonsumsi dan juga untuk benih.
·    Polong tua berwarna putih kecoklatan sampai mengkilat,      tangkai polong mengering
·       Jika untuk benih, polong dijemur hingga 1 minggu. Setelah itu disimpan dalam kantong kertas yang tebal
·   Jika dalam bentuk biji, setelah dijemur polong dikupas, biji disimpan dalam botol kaca yang dicapur dengan abu dapur
·   Jika untuk dikonsumsi, setelah dijemur lalu dikupas. Bijinya bisa diolah untuk bahan baku tempe dan tepung koro pedang.

     Demikian sobat tani millenial. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. Salam sukses..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar